Sabtu, 21 Maret 2015

Makna

Tolong jangan tanyakan sudah berapa lama aku disini, karna aku sendiri pun sudah lupa sejak kapan aku berteman akrab dengan detik hingga aku hafal betul dengan cerita dibalik angka yang ia jalani. Nampaknya aku terlalu tegar untuk kau kalahkan dengan rasa yang kau ciptakan, atau dirimulah yang terlalu bodoh untuk buatkan diriku sebuah jalan? Entahlah yang pasti aku disini, berdiri, menunggu, melihat, dan, pergi, segera !

Sebagian nama aku lupa, tapi seluruh makna aku ingat, fasih. Belakang - depan - tengah. Tengah-belakang-depan. Depan - belakang - tengah. Depan - tengah - belakang. Mulai dari A - Z. Z - A. Dari tanda seru hingga tanda tanya, atau tanda titik yang sering berubah menjadi tanda koma, dan tak jarang berubah menjadi tanda seru, dan berubah kembali tanda tanya, dan kemudian tak menemukan jawaban.

Kau rangkai cerita, aku jejerkan huruf. Kau datangkan hujan dengan mentari disampingnya, aku gali dalam-dalam tanah agar bibit yang ku tanam tak hanyut. Tapi tanah tetaplah tanah. Bongkahan es ditempat dingin pun ada saatnya ia harus bersatu dengan air, tempat asalnya.

Makna tak harus tersurat dan terlihat. Terkadang daun yang gugur pun suguhkan makna, bukan karna ia lemah atau terbawa angin. Tapi karna ia tahu tanah membutuhkannya tuk suburkan pohon, tempat jatuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar